Validasi diartikan sebagai suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan.

Validasi pembersihan bertujuan untuk memberikan dokumentasi secara tertulis bahwa prosedur pembersihan yang berlaku dan digunakan sudah tepat dan dapat dilakukan berulang-ulang (reliable dan reproducible). Dengan divalidasinya proses pembersihan tersebut, diharapkan produk sebelumnya tidak akan mengontaminasi produksi berikutnya.   

Pengkajian validasi pembersihan menggunakan kajian risiko. Penilaian terhadap produk marker harus sesuai dengan kajian risiko, terutama ditujukan untuk bahan-bahan yang memiliki dosis terapi rendah, produk-produk yang memiliki tingkat kelarutan yang rendah, mengandung bahan yang sangat toksik (LD50). 




Parameter yang diawasi dalam validasi ini adalah visual clean, sisa residu (kadar zat aktif dan sisa detergent) serta kadar kontaminan mikrobiologi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam validasi pembersihan :

a. Metode Pengambilan Sampling

Penentuan titik sampling menggunakan penilaian risiko diamana kemungkinan daerah tersebut susah dibersihkan (worst case). Metode sampling yang digunakan adalah swab sampling method dan rinsing sampling method.

1. Sawab Sampling

Swab sampling method dilakukan menggunakan batang apus steril, kemudian diusap pada permukaan seluas 25 cm2 dan diinkubasikan pada media TSA yang kemudian diinkubasi selama 2 hari pada suhu 30-35 °C. 



Titik sampling dikategorikan menjadi 2, untuk sisa residu zat aktif (B) dan Mikrobiologi (S). masing-masing penetuan titik harus menggunakan kajian risiko.

Penentuan sampling sisa residu zat aktif (B) harus dibagian yang susah dibersihkan dan paling mungkin zat tersebut tertinggal, dengan anggapan jika daerah tersebut sudah bersih dengan metode pembersihan yang dilakukan maka daerah yang lain juga sudah bersih.

Penentuan titik mikrobiologi lebih ditujukan untuk daerah yang sering terjadi kontak dengan manusia atau sampling random


sampel hasil sampling diuji kadar zat aktif nya dengan HPLC atau instrumen yang lebih sensitif (LOD dan LOQ). diperoleh kadar untuk luas area 25% bisa diisi seperti form dibawah ini.


kemudian hasil kadar yang diperoleh kemudian dikonversikan keluas permukaan seluruh mesin (Z).



Untuk penerimaan hasil pembersihan total Z tidak boleh melebihi MAC (lihat syarat penerimaan dibawah)

Sedangkan pengambilan sampel rinsing sampling method dengan mengambil sampel air bilasan terakhir kemudian dilakukan uji secara mikrobiologi. Umumnya digunakan untuk alat/ mesin yang sulit dijangkau cara apus (pipa, bag filter FBD). 



b. Metode analisa


Metode analisa untuk menetapkan kadar sisa pada validasi pembersihan harus memenuhi parameter paling penting, yaitu LOD dan LOQ. Kadar sisa yang tertinggal pasti dalam kadar yang kecil maka diperlukan metode analisa yang telah tervalidasi dan mempunyai LOD dan LOQ yang cukup untuk menganalisis kadar yang tertinggal.

c. Syarat penerimaan
CPOB telah menetapkan jumlah total bahan aktif produk sebelumnya (Z) yang diperbolehkan tidak boleh melebihi nilai MAC (maximum allowed carry). MAC dapat dihitung dengan rumus :



Keterangan

TD : Dosis Terapi (mg)
BS : Batch size terbesar produk sebelumnya (mg)
SF : Safety Factor (0,001)
LDD : Largest Daily Dose Produk selanjutnya (mg)  biasanya dalam dosis maksimum

Kontaminasi mikrobiologi mensyaratkan jumlah ALT < 100 CFU/ml serta negatif dari kontaminan E. Coli, dan Salmonella. Sedangkan untuk persyaratan penerimaan dengan metode sampel bilasan akhir, kualitas air setelah digunakan untuk bilasan terakhir harus sesuai dengan spesifikasi air yang dipersyaratkan (pH dan Conductivity).

Sumber :
POPP CPOB 2012
http://priyambodo1971.wordpress.com/